Rabu, 30 Maret 2016

Rp 95.000
Rp 85.500


Buku Hadiah Cinta Dari Istanbul bukan novel biasa. Penulis yang memang punya kapasitas ilmu syariah yang mumpuni (berbeda dengan penulis novel kebanyakan) berusaha memasukkan pengetahuan syariah dan sejarah Islam yg penuh hikmah di dalamnya.

Dengan kata lain, membaca novel ini kita tak hanya hanyut dalam alur cerita yang memang menghanyutkan dengan segala romantika dan tragedi di dalamnya, tapi juga mendapatkan pengetahuan syariah dan sejarah serta wawasan keislaman. .

Novel penuh pencerahan dengan alur cerita yang lincah, segar, dan cerdas khas anak muda. Sarat nuansa sejarah dengan referensi mumpuni.
 Asep Nurhalim, Lc. MA, Dosen Pendidikan Agama Islam Institut Pertanian Bogor, Kandidat Doktor di Istanbul Universitesi, Turkey. Domisili di Adapazari, Sakarya, Turkey.


Hati saya campur aduk membaca novel ini. Rasa penasaran, senang, dan kesal semuanya bersatu padu ketika membacanya. Membuka mata tentang poligami tapi no comment about it. Yang pasti serasa sedang berjalan-jalan di Istanbul. Suleymaniye Camii yang megah, Golden Horn ... Suatu saat nanti akan kembali menjelajah Istanbul. Megapolitan Istanbul dituliskan dengan apik oleh Fairuz Ahmad.
Merefresh sejarah tentang Ottoman Empire, fitnah wanita dapat menghancurkan dunia.
Dian Akbas, Penulis Best of Turki. Domisili di Alanya, Turkey

Membaca novel ini kita serasa diajak menelusuri Turki. Kita seperti sedang menjelajah Istanbul, menyeberangi Selat Bosphorus dan menyusuri Teluk Golden Horn. Novel menarik! Hepi Andi Bastoni, Penggemar sejarah, Penulis buku Sejarah Para Khalifah dan 53 judul lainnya.

Rasanya cukup jarang menemukan novel islami dengan konten ilmu dan sejarah Islam yang begitu kental. Fairuz Ahmad begitu piawai mengolah kata, data, dan ide, sehingga menjadi untaian kalimat-kalimat indah dan nikmat dibaca. Sangat mendidik tanpa terkesan menggurui. Topik yang diangkat pun, meski akan membuat sebagian orang mengernyitkan dahi, ditulis sedemikian apik; penuh santun, romantis, sekaligus mengharukan.

Dua kali saya sekeluarga berkunjung ke Istanbul dan beberapa kota di Turki. Novel ini menerbangkan kenangan saya tentang keajaiban Istanbul, sejarah, dan kehidupan masyarakatnya. Dari novel ini saya banyak belajar tentang agama yang saya agungkan, tentang perjuangan para pengungsi, tentang gejolak rumah tangga, dan tentu saja tentang cinta.
Savitry ’Icha’ Khairunnisa – Ibu Rumah Tangga, Penulis Buku Kuliner, Traveller. Tinggal di Haugesund, Norwegia.


Biasanya, kalau kita membaca kisah-kisah poligami, pasti ada satu pihak yang menjadi tokoh protagonis abisss.. yang sabar meski terus disakiti, hingga terciptalah gambaran bahwa yang masuk sebagai yang kedua itu pasti jahat dan tidak berperasaan.

Membaca novel ini, jauuuhh banget dari kesan seperti itu. Surprisenya adalah, meski penulis kisah ini adalah laki-laki, tapi ruh ceritanya sama sekali tidak ada unsur superiornya seorang laki-laki.
Kisah ini apik banget.. saya termasuk yang tidak mudah terbawa oleh cerita-cerita melankolis urusan hati. Tapi di setiap judul dalam novel ini, selalu ada rasa haru yang menyeruak .. Betapa ya, poligami itu hanya bisa dilakoni oleh manusia-manusia pilihan.

Sebab bagian-bagian tersulitnya sesungguhnya akan dialami oleh semua pihak. Suami yang harus menjaga wibawanya jiwa dan rasa, istri pertama yang harus bisa berlapang dada meski kadang menyesakkan dada, dan istri kedua yang haruslah mampu berendah hati untuk ikut menjaga stabilnya bahtera.
Sayyidah Murtafiah, Ibu dengan 3 anak. Founder Ngajiyuk, Kajian Online. Tangerang.

0 komentar:

Posting Komentar